Bojonegoro,damarinfo.com – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menganggap bahwa beasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa sukses pada tahun 2022. Untuk itu Pemkab Bojonegoro berencana melanjutkan program tersebut di tahun 2023, dengan sasaran yang lebih luas, Tidak hanya untuk kepala desa, perangkat desa, BPD, pengurus bumdes, pendamping profesional desa, namun juga untuk pengurus PKK desa/ kader-kader pembangunan dan pemberdayaan di desa dan ketua RT RW yang memenuhi syarat.
Mengutip laman bojonegorokab.go.id, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah mengatakan, pada 2022, sebanyak 999 penggiat pembangunan desa telah mengikuti program ini. Para mahasiswa ini sedang memasuki semester 2.
“Kegiatan ini untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi desa selaras dengan program pembangunan infrastruktur pedesaan yang sukses dilaksanakan,” terang Bupati Anna
Saat ini, lanjut Bupati Anna, pembangunan infrastruktur di desa terus digalakkan. Sehingga untuk menyeimbangkan pembangunan, maka SDM di desa juga perlu ditingkatkan, salah satunya dengan beasiswa bagi penggiat pembangunan desa dalam bentuk RPL desa.
“Alhamdulillah kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak,” tegas Bupati yang juga biasa disebut Ibu Desa karena banyak menelurkan program pembangunan desa
Sesuai rencana, pada 2023 sebanyak 750 orang akan diberi beasiswa. Mereka tidak hanya tingkat sajana S1 saja, tapi juga akan membuka beasiswa RPL Desa untuk S2 bekerjasama dengan universitas-universitas negeri ternama.
Kabupaten Bojonegoro menjadi Kabupaten pertama yang menggelar Program RPL Desa pada tahun 2022 bekerja sama dengan Kementerian Desa PDTT. Untuk pelaksanaan progam ini Pemkab Bojonegoro bekerjasama Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Beasiswa ini diperuntukkan bagi para penggiat pembangunan desa. Semua pembiayaan program ini dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro.
Sebagaimana diketahui, RPL desa merupakan program pengakuan terhadap pengalaman serta pengabdian para penggiat pembangunan desa yang selanjutnya dikonversi menjadi portofolio pengganti mata kuliah tertentu. Sehingga masa kuliah bisa diperpendek. Pilihan universitas yang bermutu menjadi daya tarik bagi penggiat pembangunan desa untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya.
Penulis ; Syafik