Desa Besur Jadi Percontohan Pertanian Modern

oleh -
Pelatihan Peningkatan Kapasitas pentani milenial di Desa Latek, Sekaran, Lamongan. Selasa 7-1-2020.Foto/Totok Martono

Kembali terpilih sebagai Kepala Desa (Kades) Besur, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, tak membuat Abdul Haris Suhud besar kepala. Baginya jabatan yang disandang di periode kedua adalah amanah. “Tantangan kedepan lebih kompleks. Kerja nyata menjadi keharusan,” kata Haris-sapaan akrabnya, kepada damarinfo.com, Senin 6-1-2020.

Satu periode di masa jabatan sebelumnya (2013-2019) mantan jurnalis televisi ini mampu mendudah potensi didesanya hingga mengukir prestasi nasional. Pemberdayaan petani melalui program Manajemen Tanaman Sehat (MTS) mampu melahirkan produk pertanian higienis dan peningkatan produksi pertanian hingga 30 persen.

Bukan pekerjaan mudah karena dirinya harus mengubah mindset (pola pikir) masyarakat yang selama puluhan tahun bergelut sebagai petani konfensional menjadi petani modern (milenial). Pendekatan dilakukan dengan berbagai cara. Melalui perkumpulan gapoktan dan ambyur langsung di kalangan petani di tengah sawah. “Dukungan kelompok tani dan dinas pertanian sehingga program MTS di Desa Besur jadi sukses,” tutur pria berpembawaan kalem ini.

Untuk mengajak petani menerapkan pola tanam modern di Desa Besur diadakan sekolah lapang pertanian. Dalam pola tanam MTS petani diajarkan pengolahan tanah, pembenahan kesuburan tanah dengan kompan, penanaman bunga refugia sebagai penangkal hama alami dan pembuatan agen hayati. Hasil nyata yang diperoleh petani. Yaitu peningkatan produksi pertanian dari 4,3 ton perhektare menjadi 8,3 ton perhektare.

Baca Juga :   Relawan Desa di Bojonegoro Siap Lawan Covid-19

Keberadaan MTS menjadi barometer skala nasional. Terbukti dengan banyaknya kunjungan dan study banding dari dinas sosial, perguruan tinggi dan lembaga sosial dari berbagai daerah di Indonesia.

Kepala Desa Besur Kecamatan Sekaran, Lamongan Abdul Haris Suhud.Foto/Totok

Kesuksesan penerapan MTS ini Desa Besur dijadikan penyelenggara Gelar Teknologi Perlindungan Tanaman Jawa Timur pada akhir Oktober 2018. Kegiatan diikuti oleh 1.750 –peserta terdiri dari petani, akademisi, petugas fungsional pertanian, kepala dinas pertanian dari seluruh wilayah.

Tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan petani, dari lahan MTS dengan luas sekira 4 hektar tersebut oleh pemerintah desa ‘disulap’ menjadi obyek wisata unik. Namanya Agro Edukasi Wisata Besur. pengelolan wisata dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Besur Makmur.
“Wisata pertanian memberikan kontribusi pendapatan desa sekaligus memberikan lahan pekerjaan baru bagi masyarakat yang membuka warung diarea lokasi wisata,” tutur bapak dua anak beristrikan Wahyuni ini.

Baca Juga :   Tahanan yang Jadi Kemanten: Saya Syukuri

Sejak dilantik menjabat Kades pada 7 November 2019 lalu Haris berkomitmen untuk meningkatkan pencapaian yang sudah diraih sebelumnya. “di bidang pertanian, yang menjadi target desa Besur bisa menjadi sentra produksi tanaman sehat dan semua petani beralih pada pola tanam MTS,” ujar kades yang meraih penghargaan kades inovatif award dari PWI Lamongan tahun 2019 itu.

Sedang untuk wisata agro Haris akan melakukan pengembangan dengan penambahan berbagai fasilitas.” Selain infrastruktur jalan dilokasi sawah akan dibangun kolam renang,” tandas Haris.

Dalam Pilkades, Haris menjadi calon tunggal. Dirinya berpasangan dengan istrinya Wahyuni pada 15 September 2019 lalu. Yang unik dalam prosesi Pilkades Besur dikemas layaknya resepsi pernikahan. Haris dan sang istri Wahyuni tampil mengenakan busana pengantin adat Jawa. Prosesi Pilkades Besur sempat viral.
Penulis :Totok Martono
Editor : Sujatmiko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *