Bojonegoro, damarinfo.com – Jejak Sejarah: Ketika Bojonegoro Dilanda Euforia Minyak. Pernahkah kamu membayangkan bagaimana tanah Bojonegoro dan sekitarnya pernah dilanda demam minyak bumi lebih dari satu abad lalu? Pada 25 Februari 1907, sebuah artikel di koran Belanda Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië membukakan jendela waktu, mengajak kita melangkah ke masa ketika harapan dan ambisi membakar hati para penjelajah.
Di tengah hutan lebat dan lembah-lembah, kisah pencarian minyak bumi menjadi legenda yang masih bergema hingga kini.
Konsesi dan Ambisi: Perebutan Rahasia Alam
Bayangkan suasana di keresidenan Rembang dan wilayah sekitarnya. Orang-orang berlomba mengajukan konsesi dan izin eksplorasi untuk menyelami rahasia bumi. Salah satu tokoh menarik adalah mantan administrator perusahaan kayu dari Surabaya, yang dikabarkan dikirim oleh Standard Oil Company—raksasa migas dari luar negeri.
Perjalanannya dimulai di Kecamatan Dander, tempat terdapat kajanganapi—genangan air yang menyemburkan api dari tanah, pemandangan mistis yang sekaligus menakutkan. Ia melanjutkan ekspedisi ke Gunung Pandan, menuju Madiun, dan berencana mengebor tanah dekat Ponorogo, meskipun enam pemohon lain telah lebih dulu mengincarnya.
Rembang hingga Koendoeran: Ketika Minyak Muncul Tak Terduga
Tak hanya dia yang terpikat. Di Rembang, permohonan izin membanjiri lokasi seperti Sumengko, Malo, dandangilo, dan Tinawoen—semua diyakini menyimpan minyak bumi. Di Koendoeran, cerita berubah dramatis: minyak melimpah tiba-tiba menggenangi perkebunan, dan seorang asisten wedana yang berusaha mengatasinya malah kehilangan nyawa.
Kisah ini menjadi pengingat akan liarnya alam, serta besar dan bahayanya hasrat manusia untuk menguasainya.

Blora dan Tjepoe: Lumbung Minyak yang Menarik Dunia
Di Blora, tanah yang diyakini kaya akan minyak bumi, aktivitas pengeboran dilakukan oleh Dordtsche Petroleum-Maatschappij dan Koninklijke Nederlandsche Petroleum-Maatschappij. Mereka menyasar Panolan—kini dikenal sebagai Tjepoe, salah satu distrik minyak paling penting di wilayah Rembang.
Namun, ambisi tak berhenti di sana. Mata para penjelajah mulai melirik ke Randoeblatoeng, sebuah padang belantara luas yang langsung menjadi incaran utama. Bahkan, wedana setempat menyarankan pemohon untuk tidak perlu repot mengurus izin, karena seluruh wilayah itu sudah dikunci untuk pengeboran.
Dari Ngawen hingga Gresik: Tanah Garam, Harapan Minyak
Ada pula Ngawen, kawasan berhutan yang tanahnya berasa garam—yang menurut keyakinan zaman itu, menandakan adanya kandungan minyak. Gelora ini bahkan menjalar ke Modjokerto dan Gresik, wilayah yang sebelumnya tak terpikirkan sebagai ladang minyak.
Namun, Blora dan Bojonegoro tetap jadi pusat perhatian, terutama di distrik Tinawoon, tempat minyak bumi pertama kali ditemukan di kawasan itu.
Si Kaya dari Parus: Riesz dan Legenda Keberuntungan
Sekitar 25 tahun sebelum artikel koran 1907, dua petani tembakau, Carp dan Van Sandick, pernah mengajukan izin eksploitasi di Tinawoon, tapi ditolak. Beberapa tahun kemudian, datanglah Riesz, yang lebih beruntung.
Ia menemukan minyak dalam jumlah besar, meraup kekayaan luar biasa, dan akhirnya tinggal di rumah mewah di Parus. Namanya menjadi simbol kesuksesan, legenda nyata dari era demam minyak bumi.

Warisan Petualangan di Bumi Bojonegoro
Kisah ini bukan sekadar cerita lama. Ia adalah refleksi semangat petualangan, keberanian, dan pengorbanan yang pernah mewarnai tanah Bojonegoro dan sekitarnya. Di balik lereng-lereng hijau dan sungai-sungai sunyi, mungkin masih tersembunyi rahasia minyak bumi yang belum terungkap.
Siapa tahu, kisah ini bisa menginspirasi kita untuk menelusuri kembali jejak masa lalu yang penuh potensi, risiko, dan keajaiban alam.
Penulis : Syafik
Sumber : (Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië , edisi 25-2-1907, diterjemahkan dengan grok.com)