Lamongan-Tiga mahasiswa asal Lamongan yang tugas belajar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, masih terjebak di asrama. Menyusul wabah virus Corona yang menyeruak di negeri tirai bambu tersebut.
Mereka bertiga tercatat sebagai mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang meneruskan studi di sebuah perguruan tinggi di Kota Wuhan. Namun dampak dari wabah virus Corona, menyebabkan mereka dikarantina dan tidak boleh keluar rumah.
Sedangkan tiga mahasiswa itu ialah Ayu Winda dari Ngaglik Timur, Kecamatan Lamongan, Pramesti Ardita Cahyani dari Kecamatan Brondong, serta Humaidi Said dari Kecamatan Solokuro. Mereka berkomunikasi jarak jauh dengan Bupati Lamongan Fadeli di rumah dinas bupati, Rabu, 29 Januari 2020.
Dalam pembicaraan jarak jauh, Bupati Fadeli langsung menanyakan kondisi ketiganya. Mereka bertiga langsung menjawab keadaannya sehat. ”Alhamdulillah dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Salah seorang dari ketiganya, Humadi Said berujar Wuhan masih suasana Imlek, sehingga toko-toko kebutuhan pokok sebagian masih tutup. ”Persediaan makanan ada tapi terbatas,” ujar mahasiswa S2 dari program beasiswa di sebuah perguruan tinggi di Wuhan. Dia menambahkan, sesuai jadwal, dirinya akan pulang pada pertengahan bulan Februari depan.
Atas kondisi itu, Bupati Fadeli menyatakan siap membantu. Setidaknya jika para mahasiswa tersebut kekurangan makanan. Makanya kalau kekurangan kebutuhan pokok, baik untuk makanan dan lainnya, para mahasiswa bisa berkomunikasi. “Hubungi kami kalau ada kekurangan kebutuhan,” ujarnya.
Menurut Fadeli para mahasiswa yang tengah tugas belajar diminta tetap tenang. Karena Pemerintah Kabupaten Lamongan tengah mengupayakan untuk memulangkan mereka dari Wuhan. Juga telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besari Republik Indonesia (KBRI) di Bejing dan juga pihak Unesa di Surabaya . “Kita tengah mengupayakan,” imbuhnya.
Sementara itu Elly, Ibu dari Pramesti Ardita Cahyani, mengaku terus-menerus menghubungi anaknya. Menurutnya hampir tiap jam, dirinya berkomunikasi. Mulai dari kondisi di asrama, kesehatannya dan juga kebutuhan sehari-hari. ”Terus menerus saya berkomunikasi dengan Memes (panggilan Pramesti Ardita). Alhamdulillah sehat anaknya, ,”ujar perempuan yang tinggal di Desa/Kecamatan Brondong, Lamongan ini.
Penulis : Sujatmiko/tim