Catatan Dawuh Mbah Moen

oleh 314 Dilihat
Almarhum KH Maemoen Zubair atau Mbah Moen dan H M Nur Khamid (penulis).Foto/ dok. HM Nur Khamid

Saya ingat ketika itu terjadi pergolakan hebat perpolitikan Nasional karena kasus Ahok, dan Umat Islam terbelah menjadi dua. Berawal peristiwa demo 411 pada th 2016, berlanjut demo 212 kemudian disusul demo 313.

Menyikapi hal tsb Sang Murobbi Rukhina Kyai Maimoen Zubair dawuh : Alaikum bis-sukuut = Sebaiknya kamu Diam. Sebuah petuah yang agung karena manfaatnya baru terasa sekarang bagi saya pribadi. Kebebasan media social sungguh berimbas pada informasi yang diterima oleh setiap orang. Mana berita yg benar dan mana berita hoaks sulit dibedakan.

Dengan kondisi keadaan demikian perlu sikap ” Bijak” agar kita selamat dan tidak memperkeruh keadaan, juga belajar Ngempet-Menahan. Dan nasihat itu selalu disampaikan kepada tamu-tamu Beliau : ” Alaikum bis-sukuut, Wa mulazamatil buyuut, War-ridho bilqut ilaa an-tamuut”

Keadaan perpolitikan kembali memanas th 2019 ketika Pileg & Pilpres. Keadaan umat Islam kembali terbelah. Dan saya pribadi ngugemi dawuh Mbah Moen : “Alaikum bis-sukuut”.Mungkin santri-santri Beliau juga melakukan hal yang sama. Saya tidak bisa membayangkan bila semua orang berbicara dan berkomentar melalui media social yang sudah demikian bebasnya. Pasti akan semakin memperkeruh keadaan.

Akhirnya pasca Pilpres melihat keadaan politik semakin genting karena umat terbelah semakin tajam yg mengancam kesatuan NKRI, maka sikap yang baik adalah dengan:
” Diam tidak berbicara dengan Mulut dan Tangan “. Alhamdulillah berkah do’a para “Orang-orang Sholeh” yg menjadi “Paku Bumi Jawa” Negara yang kita cintai ini masih tetap utuh, tidak terjadi konflik horizontal.

Baca Juga :   Mbah Surati yang Mengetuk HatiĀ 

Tapi umat kehilangan “Tokoh Panutan, Pemersatu, Guru Bangsa dan Paku Bumi” yaitu Syaikhuna Maimoen Zubair Sarang pada bulan Agustus 2019.Semoga pasca wafatnya Beliau NKRI tetap utuh dan bersatu. Kami semua merasakan ajaran Beliau untuk selalu mencintai NKRI, “Hubbul wathon minal iman” bahkan lagu ” Hubbul Wathon ” diijazahkan Beliau pada suatu acara dengan thema “Kebangsaan” pada bulan Oktober th 2011 sekaligus memperingati ” Yaumul Milad Mbah Moen”.

Wamulazamatil Buyut,.. ( Dan Tetaplah di Rumah)

Sekarang dawuh itu terngiang-ngiang lagi di telingaku: “Wamulazamatil buyut”( Dan Tetaplah di Rumah). Hatiku tergetar karena dawuh itu Beliau sampaikan pada tahun 2016. Sekarang seluruh dunia dihebohkan dengan virus Covid-19.Dan kebijakan yg bisa menyelamatkan seseorang agar tidak terpapar virus tersebut salah satunya adalah ” Tetap di Rumah “.

Yaa Alloh.. Yaa Kariim.. Lewat lesan HambaMu yg Mulia Syaikhina Maimoen ternyata kejadian itu sekarang telah terjadi. Ada Negara yg menerapkan system lockdown untuk memutus penyebaran virus corona, tapi ada Negara yang menerapkan “Menjaga jarak social” dengan opsi ” Tetap di Rumah” = “Mulazamatil buyut” seperti Negara kita.

Betapa umat sekarang dalam kebingungan dan kecemasan. Virus Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan di seluruh dunia. Dunia medis yg sudah demikian canggih seakan tak mampu membendung korban kematian yg terus bertambah. Ritual peribadatan menjadi kacau balau, proses ta’lim wa muta’alim berhenti karena santri dan pelajar diliburkan dan dipulangkan. Lantas sekarang yg terbaik adalah “Jangan menunda lagi Amal Kebajikan”.

Baca Juga :   Mbah Surati yang Mengetuk HatiĀ 

Karena kita tidak pernah tahu apa yg bakal terjadi nanti. Siapa yang menyangka kalau ibadah Umroh ditutup saat ini atau bahkan tidak ada ibadah Haji tahun ini? Siapa yang menyangka kalau santri-santri di Ponpes dipulangkan semua? Siapa yang menyangka kalau Sholat berjamaah di Masjid sudah mulai tidak boleh? Siapa yang menyangka kalau ada Masjid yang sudah tidak mengadakan Jum’atan lagi? Semua kejadian begitu cepat terjadi.Maka marilah beramal kebajikan sesuai kemampuan, mumpung masih sehat, mumpung masih ada kesempatan, mumpung masih ada umur : ” Fastabiqul khoirot “.

War-Ridho Bilqut Ilaa An-Tamuut.. ( DanA Ridho Dengan Makanan Seadanya Sampai Mati)

Mengingat dawuh diatas kapan terjadinya? Wallahu a’lam. Sebaiknya kita tetap Berkhusnudhon kepada Alloh SWT. Kita tetap yakin akan sifat Rahman dan Rahim Alloh SWT yang tanpa batas. Apalagi kepada hambaNya yang beriman. Selama matahari masih terbit dari timur pintu Taubat masih terbuka lebar dan kesempatan menjadi hamba “Ahlul Khoir” masih ada. Mari kita perbaiki Sholat kita. Mari kita perbaiki Akhlak kita. Semoga wabah Corona segera berakhir sehingga nanti kita dapat melaksanakan Puasa Romadhon dengan Khusu’
dan penuh Keberkahan.. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Alfatihah ilaa Murobbi rukhina Syaikhina Maimoen Zubair Assarany..

Bangilan, Senin 6 April 2020/12 Sya’ban 1441 H

El-Hamid19

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *