Bojonegoro, damarinfo.com – Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah memulai langkah awal kepemimpinannya dengan menguatkan partisipasi publik dalam pembangunan melalui program GEMATI (Gegayuhan Marang Bupati). Salah satu bentuk nyata dari program ini adalah kunjungan langsung ke desa-desa di wilayah Bojonegoro—sebuah tradisi yang dalam bahasa Jawa dikenal sebagai medhayoh.
Tujuan utama dari medhayoh ini adalah menyerap aspirasi masyarakat secara langsung, sambil mempererat hubungan antara pemimpin dan warganya. Namun, kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi. Bupati dan Wakil Bupati juga membawa “oleh-oleh” berupa pelayanan publik dan program pemberdayaan bagi warga desa.
Oleh-Oleh dari Bupati: Pelayanan Publik Langsung
Warga desa akan mendapatkan berbagai layanan langsung dari sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah), di antaranya:
-
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda): Layanan pembayaran PBB dan Samsat Keliling
-
Dinas Penanaman Modal dan PTSP: Layanan perizinan berusaha secara langsung
-
Dinas Kesehatan: Pemeriksaan kesehatan gratis
-
Dinas Pertanian: Konsultasi pertanian dan penyediaan beras murah

Gerakan Menanam: Bawa Pulang Bibit
Selain layanan publik, kunjungan ini juga dimanfaatkan untuk mengampanyekan Gerakan Menanam sebagai bagian dari ketahanan pangan lokal. Warga akan menerima pembagian bibit tanaman sebagai langkah awal kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.
Dimulai dari Desa Mojorejo Kecamatan Ngraho
Dari Mojorejo hingga desa-desa lain di Bojonegoro, program medhayoh membawa lebih dari sekadar pelayanan. Ia membawa pesan bahwa pemimpin hadir bukan hanya di balik meja, tapi juga duduk bersila bersama warga, mendengar keluh kesah, dan menghadirkan solusi nyata. Ini bukan seremoni, tapi langkah awal membangun Bojonegoro dari akar—dari suara-suara yang sering luput didengar.
Dengan membawa oleh-oleh berupa layanan publik, bibit tanaman, dan ruang dialog yang setara, medhayoh juga menjadi ajakan terbuka bagi masyarakat untuk ikut ambil peran. Karena pembangunan yang berhasil tak lahir dari satu pihak saja, melainkan dari gotong royong dan keterlibatan semua.
Jika semangat ini terus dijaga, maka harapan itu bukan lagi sekadar impian—ia akan tumbuh dan mengakar, seperti bibit yang ditanam hari ini, untuk Bojonegoro yang Bahagia, Makmur, dan Membanggakan.
Penulis : Syafik