Damarinfo,com – ADA sorak. Ada yel-yel. Ada gemuruh. Gerimis dan hujan. Dingin dan basah kuyup, tapi terasa menyenangkan kala chant-chant Persibo bergemuruh di atas rumput hijau Alun-Alun Bojonegoro, Sabtu pagi.
Suporter Persibo datang dengan ceria. Wajah-wajah ranum berselimut cuaca mendung. Raut-raut bahagia layaknya menanti bus atau kereta tiba yang akan membawanya mudik berlebaran.
Gemuruh suporter Persibo ini seiring Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bojonegoro Nurul Azizah atau biasa disapa Bu Nurul memberikan bus untuk operasional Persibo Bojonegoro. Kabarnya dari uang pribadinya dan tidak diambilkan dari anggaran pemerintah.
Bu Nurul selalu hadir saat Persibo berlaga Liga 3 Jawa Timur di Stadion H. Letjen Soedirman (SLS). Tersenyum identiknya kala menyapa ribuan suporter di SLS. Puncaknya dengan kekompakan semua pihak, hingga Persibo menjadi juara Liga 3 Jawa Timur.
Sabtu itu, hujan turun disambut suporter yang teduh, layaknya Persibo saat ini menatap putaran nasional Liga 3. Kenapa Bu Nurul bersama Dulur Pitu (tujuh bersaudara) memberikan kado bus untuk klub kebanggaan masyarakat Bojonegoro tersebut?
Bus Persibo identik dengan oranye ini akan tampak gagah kala melintas jalan-jalan protokol dan pedesaan Bojonegoro. Melaju dengan tulus meski Persibo masih berjuang mentas dari Liga 3. Menjadi identitas Bojonegoro bahwa Persibo reborn dengan manajamen baru.
Rerata klub Liga 1 begitu perhatian me-branding bus klubnya. Setidaknya bus yang didesain ciamik ini sebagai penyemangat pemain dan suporter. Tengoklah bus Persija, Persib, Arema, RANS, hingga Dewa United tampak gagah, sedigdaya di lapangan. Arema Indonesia yang tampil di Liga 1 mendapat bus dari Gilang Widya Pramana sebagai Juragan 99. Gilang juga menyedekahkan bus untuk RANS klubnya Raffi Ahmad. Persela juga memiliki bus yang mentereng, pemberian dari Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.
Nah, Persibo yang masih di Liga 3 sudah memiliki bus, setidaknya bagian lembaran menuju impian bersama.
Apa yang dilakukan oleh Bu Nurul untuk Persibo Bojonegoro memunculkan spekluasi bahwa Bu Nurul bakal maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bojonegoro pada 2024 ini. Media sosial (medsos) terutama TikTok sudah ramai menampilkan video Bu Nurul.
Misalnya, akun TikTok @sahabate mbak nurul atau akun @tiktok bojonegoro dan masih banyak lagi akun pribadi yang berharap Bu Nurul maju pada pilkada rencananya digelar November mendatang.
Kalau dilihat lebih jauh, sebenarnya Bu Nurul tidak mendapatkan keuntungan finansial secara pribadi dengan dukungan tersebut. Kenapa? Bisa jadi karena Persibo bukan sebuah badan usaha yang dapat menghasilkan keuntungan secara finansial.
Jika harapannya untuk mendapatkan simpati dari para pendukung Persibo pada pilkada nanti, tentu waktu pemberian bus untuk Persibo ini kurang tepat. Karena kepastian Bu Nurul maju dalam pilkada harus menunggu setelah pendaftaran bakal calon bupati (bacabup) yang rencananya bakal dilaksanakan pada 27-29 Agustus 2024 mendatang.
Tentu, seandainya tujuannya hanya untuk pilkada, seharusnya bus itu diserahkan pada September 2024 mendatang setelah Bu Nurul ditetapkan sebagai calon bupati (cabup). Tetapi, faktanya memang Bu Nurul mendukung Persibo secara total, sepatutnya Persibo memberikan apresiasi atas dukungan tersebut. Setidaknya, selama ini belum ada orang atau lembaga yang memberikan dukungan seperti yang dilakukan Bu Nurul.
Jikapun nanti Bu Nurul maju dalam kontestasi pilkada yang bakal digelar 27 November 2024 mendatang, tentu apa yang dilakukan oleh Bu Nurul dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya dibandingkan dengan cabup atau cawabup lainnya.
“Apapun motivasi dan tujuan Bu Nurul bersama Dulur Pitunya untuk Persibo, yang pasti Persibo yang mendapatkan manfaat dengan pemberian Bus Operasional tersebut. Sehingga sudah sepatutnya Persibo “matur nuwun” kepada Bu Nurul dan dulur pitunya, dengan memberikan performa terbaik dalam setiap pertandingan agar Persibo bisa terus naik kasta hingga kasta tertinggi dalam kancah sepak bola nasional dan kembali menjadi kebanggaan masyarakat Bojonegoro”
Penulis : Syafik