Bojonegoro di Puncak: Penguasa Produksi Padi Jawa Timur Awal Tahun 2025

oleh 1556 Dilihat
oleh
(Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro Wiwit Panen di Desa Sidodadi, Sukosewu, Senin 30-6-2025. Foto:https://baghumas.bojonegorokab.go.id/berita/baca/518)

Jawa Timur: Tambah Luas, Tambah Padi?

Dari balik hamparan sawah di Jawa Timur, angka statistik Januari–April 2025 seolah membawa kabar gembira. Luas panen padi melonjak 20,17%, dari 697 ribu hektare menjadi 838 ribu hektare. Bersamaan itu, produksi padi turut terkerek 18,68%, menembus 4,8 juta ton.

Sekilas, ini seperti kabar musim panen raya. Namun, jika dicermati, kenaikan produksi tak setinggi lonjakan luas panen. Di balik hijaunya lahan, ada PR besar soal produktivitas. Logikanya sederhana: jika lahan bertambah, hasil seharusnya melesat. Tapi kenyataannya, pertumbuhan produksi sedikit di bawah pertumbuhan luas panen. Produktivitas per hektare—ibarat nyawa sawah—masih jalan di tempat.

Bojonegoro: Rajanya Sawah, Panglima Produksi

Di peta pertanian Jawa Timur, Bojonegoro tak sekadar berperan sebagai pemain. Ia adalah raja. Dengan luas panen 79.513 hektare, Bojonegoro duduk di singgasana sebagai daerah terluas sawahnya. Bahkan, dengan produksi 448.450 ton, Bojonegoro menyumbang hampir 10% dari produksi padi se-Jawa Timur.

Peningkatan ini tak main-main. Luas panen naik 27,54%, sementara produksi terkerek 24,81%. Ini bukan cuma soal lahan yang makin luas, tapi juga mesin tanam yang terus bergerak, petani yang tak patah semangat, dan air Bengawan yang tetap mengalir.

Namun, jika dibandingkan dengan lonjakan Bojonegoro, produktivitasnya masih sejalan dengan rata-rata provinsi. Ada peluang emas, tapi juga tantangan yang tak boleh dibiarkan lewat begitu saja.

Lamongan dan Tuban: Sang Tetangga yang Tangguh

Di sisi timur, Lamongan tetap menjadi penantang serius Bojonegoro. Dengan luas panen 63.545 hektare dan produksi 387.516 ton, Lamongan membuktikan diri sebagai kekuatan pertanian yang solid. Walau pertumbuhannya ‘hanya’ 8,34% untuk luas panen dan 6,88% produksi, Lamongan tetap konsisten.

Baca Juga :   Produksi Padi Bojonegoro Pernah Tertinggi se Jawa Timur.  Tahun Berapa ya?

Sementara itu, Tuban justru mencuri perhatian. Dengan luas panen 49.059 hektare dan produksi 293.689 ton, pertumbuhan Tuban tergolong agresif. Luas panen naik 23,08%, dan produksi melonjak 15,87%. Walaupun belum bisa menyamai Bojonegoro, laju Tuban seperti kereta cepat yang siap menyalip jika lengah.

Ngawi dan Nganjuk: Raksasa yang Tersandung?

Di sisi barat, Ngawi dan Nganjuk sempat menjadi langganan lima besar penghasil padi Jawa Timur. Tapi 2025 ini, Ngawi justru mengalami kontraksi. Luas panen turun 3,77%, diikuti produksi yang menyusut 3,10%. Padahal, Ngawi memiliki reputasi sebagai salah satu lumbung padi terbesar di kawasan barat.

Sementara itu, Nganjuk masih bertahan di jalur positif. Dengan luas panen 34.540 hektare dan produksi 208.323 ton, pertumbuhannya cukup sehat: 12,17% di luas panen dan 9,10% di produksi. Namun tetap saja, jika dibandingkan dengan Bojonegoro, laju Nganjuk terasa seperti jalan kaki di tengah orang berlari.

Kabupaten Januri-April 2024 Januri-April 2025 (%)
Bojonegoro 359.304 448.450 24,81%
Lamongan 208.669 259.942 24,57%
Ngawi 270.536 262.156

-3,10%

Peluang atau Peringatan?

Lonjakan luas panen dan produksi di Jawa Timur—terutama di Bojonegoro—sebenarnya menjadi cermin dua sisi. Di satu sisi, ini membuktikan ketahanan pangan lokal masih terjaga, dengan petani yang tetap semangat dan lahan yang masih produktif. Tapi di sisi lain, jika produktivitas tak dibarengi peningkatan kualitas hasil, biaya produksi bisa membengkak dan petani tetap terjebak dalam lingkaran harga jual yang tak bersahabat.

Baca Juga :   Wiwitan Petani Sidodadi, Bupati Targetkan Bojonegoro Nomor Dua di Jatim

Bojonegoro punya potensi menjadi ikon pertanian Jawa Timur—jika mampu menjaga keseimbangan antara perluasan lahan, pengelolaan air, dan penggunaan teknologi pertanian modern. Karena sejatinya, pertanian bukan sekadar soal banyaknya sawah, tapi bagaimana sawah itu mampu menghasilkan lebih dengan cara yang berkelanjutan.

Saatnya Bertindak: Dari Data ke Aksi Nyata

Data ini tak hanya layak dibaca, tapi harus jadi alarm bersama. Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Ngawi, dan Nganjuk—lima besar penghasil padi di Jawa Timur—adalah tiang penyangga ketahanan pangan kita. Di tangan petani, di ladang yang mereka kelola, ada masa depan pangan negeri ini.

Kini, pertanyaannya bukan lagi siapa yang punya lahan terluas, tapi siapa yang bisa memaksimalkan hasilnya. Saatnya pemerintah, penyuluh, dan masyarakat bersinergi. Bukan sekadar panen lebih banyak, tapi panen lebih baik.

Seperti kata pepatah: panen itu rejeki, tapi produktivitas itu seni. Jangan sampai kita sibuk mengukur hektare, tapi lupa menghitung hasil yang benar-benar menghidupi.

Penulis : Syafik

Sumber data: Ringkasan Eksekutif Luas Panen dan Produksi Padi di Jawa Timur 2024, BPS Jawa Timur, Juni 2025