Bojonegoro Juara Lapangan Sepak Bola se-Jatim, Tapi Kecamatan Ini Masih ‘Gersang’ Fasilitas

oleh 95 Dilihat
oleh
(Para Pemain Persibo Bersorak Gembira dengan memegang Trophy Juara 1 Liga 3 PSSI Jawa Timur. Stadion H. Letjen Sudirman, Selasa 6-2--2024. Foto : Ersya)

damarinfo.com – Bojonegoro kembali mencuri perhatian publik. Kabupaten ini baru saja meraih gelar mentereng: wilayah dengan jumlah lapangan sepak bola terbanyak se-Jawa Timur. Berdasarkan Statistik Potensi Desa (SPD) Jawa Timur 2024, Bojonegoro memiliki angka fantastis: 372 lapangan sepak bola.

Namun, di balik angka yang membanggakan ini, tersimpan kenyataan pahit. Ketimpangan fasilitas olahraga antar kecamatan masih menganga lebar—bahkan beberapa wilayah nyaris tidak tersentuh pembangunan.

Bojonegoro di Puncak: Raja Sepak Bola Jawa Timur

Dengan mengoleksi 372 lapangan sepak bola, Bojonegoro berhasil menyalip kabupaten/kota besar lain seperti:

  • Malang (335 lapangan)

  • Lamongan (325 lapangan)

  • Surabaya (73 lapangan)

Tak hanya itu, jumlah lapangan bola voli di Bojonegoro juga luar biasa: 383 unit, menjadikannya peringkat kedua se-Jatim.

Namun demikian, fasilitas olahraga lainnya belum menunjukkan perkembangan yang seimbang:

  • Lapangan bola basket dan tenis lapangan hanya tersedia dalam jumlah puluhan.

  • Lapangan bulu tangkis dan tenis meja pun tidak merata di seluruh wilayah.

Baca Juga :   Semarak Kemerdekaan RI Ke - 79, Polres Bojonegoro Gelar Olahraga Bersama

Dua Wajah Bojonegoro: ‘Surga’ vs ‘Gurun’ Olahraga

Ketimpangan ini terlihat jelas saat kita membandingkan antar kecamatan.

Kecamatan dengan Fasilitas Terlengkap

  • Sumberejo – Bisa dibilang rajanya olahraga Bojonegoro

    • 26 lapangan sepak bola

    • 24 lapangan bola voli

    • 3 lapangan tenis

  • BaurenoPusat kegiatan tenis meja

    • 15 lapangan tenis meja

    • 12 lapangan bulu tangkis

Kecamatan yang Masih ‘Tertinggal’

  • Sekar: Tidak memiliki lapangan bulu tangkis, dan hanya memiliki 3 lapangan sepak bola.

  • Kedewan: Fasilitas olahraga sangat terbatas. Anak-anak di sini masih bermain di tanah kosong tanpa peralatan memadai.

  • Bubulan: Belum memiliki lapangan basket resmi.

Ironisnya, Kecamatan Bojonegoro—yang menjadi pusat pemerintahan dan kota—justru bukan yang terbaik dalam penyediaan fasilitas olahraga. Hal ini memperkuat kesan bahwa pembangunan masih bersifat terpusat dan belum merata.

Baca Juga :   Bojonegoro Gelar 3 Kejuaraan Olahraga Pelajar Sekaligus, Ini Semangat dan Harapannya

PR Besar: Bagaimana Menutup Ketimpangan Ini?

Fakta ini seharusnya membuka mata semua pihak, khususnya pemerintah daerah, untuk menyusun strategi pemerataan pembangunan yang lebih adil. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Alokasi anggaran yang lebih merata
    → Jangan hanya fokus di ibukota kabupaten. Setiap kecamatan perlu diperhitungkan.

  2. Program adopsi lapangan
    → Libatkan BUMN, swasta, dan perusahaan lokal untuk membangun atau mengadopsi fasilitas olahraga di wilayah tertinggal.

  3. Optimalisasi lahan kosong
    → Ubah lahan tidur menjadi lapangan sederhana yang bisa digunakan oleh masyarakat, terutama anak-anak dan remaja.

Penulis : Syafik

Sumber

  • Statistik Potensi Desa Jawa Timur 2024, BPS Jawa Timur

  • Statistik Potensi Desa Kabupaten Bojonegoro 2024, BPS Kabupaten Bojonegoro