Blora Perketat Pengawasan Limbah Medis dan Sampah Covid-19

oleh
Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora mengecek keberadaan tempat sampah di klinik isolasi Covid-19, Kamis 11-6-2020.Foto/Ais

Blora- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora memperketat pengawasan terhadap limbah dan sampah medis pasien isolasi positif virus corona (Covid-19). Upaya ini dilakukan untuk mencegah penularan virus corona.

Pengawasan antara lain dilaksanakan petugas dari DLH di Klinik Bakti Padma. Klinik merupakan tempat rujukan isolasi perawatan pasien positif Covid-19 yang disewa Pemerintah Blora. Di klinik yang berada di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo itu dirawat 21 orang pasien positif Covid-19 sejak Mei 2020.

Petugas dari DLH Blora Tini mengemukakan, pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) Covid-19 di Klinik Bakti Padma sudah seusai dengan prosedur pengelolaan LB3 Medis. Pihaknya memantau dari tempat sampah, pengambilan, pengemasan, penyimpanan di cold storage sampai pengangkutan oleh transporter limbah B3. “Semua sudah sesuai dengan prosedur yang ada,” ujarnya saat memantau pengelol
aan limbah B3 medis Covid-19 di Klinik Bakti Padma, Kamis 11-6-2020.

Kepala DLH Blora Dewi Tedjowati menjelaskan, sejak muncul kasus corona di Kabupaten Blora, karena DLH kaitannya dengan lingkungan, maka DLH konsen dengan pengelolaan limbah B3 medis. Apalagi virus corona dimungkinkan bisa tersebar melalui limbah B3.

Baca Juga :   Blora Tak Ada Laut, Bupati: Embung Dimaksimalkan

Menurut Dewi Tedjowati, upaya yang dilakukan DLH Kabupaten Blora adalah memastikan jangan sampai limbah B3 medis menjadi media penyebaran Covid 19 di Kabupaten Blora. “Maka pemantauan pengelolaan LB3 medis kita gencarkan,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Dewi Tedjowati, DLH Blora juga sudah mendistribusikan 100 tempat sampah khusus sampah potensi Covid-19 dan 400 kemasan plastik khusus sampah potensi Covid-19 di daerah zona merah. Pihaknya berharap fasilitas pelayanan kesehatan di Blora benar-benar serius dalam mengelola limbah B3 medisnya.

Baca Juga :   Kawasan Ramah Covid-19 di Bojonegoro Tinggal Delapan Kecamatan

Apalagi, lanjut Dewi Tedjowati, dari hasil pendataan selama masa pandemi corona ini ada kenaikan signifikan dari timbulan limbah B3 medis. Pada tahun 2019 limbah B3 medis sejumlah 30.543 kg limbah B3 medis, sedangkan sampai bulan Mei 2020 limbah B3 medis sejumlah 38.077,34 kg dengan rincian 35.529,34 kg limbah B3 medis, 2.412 kg limbah B3 medis Covid-19 dan 136 kg sampah potensi Covid-19. “Jadi kami awasi serius,” katanya.
Penulis : Ais
Editor : Sujatmiko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *