Belajar dari Pengelolaan Masjid Syeikh Zayed Solo: Inspirasi untuk Bojonegoro

oleh 295 Dilihat
oleh
(Masjid Syeikh Zayed Solo, Foto diambil : 25-1-2025. Foto : Syafik)

Bojonegoro, damarinfo.comMasjid Wisata Religi di Kecamatan Margomulyo telah menjadi destinasi wisata baru yang viral di Bojonegoro. Ribuan pengunjung memadati masjid yang dibangun dengan anggaran lebih dari Rp. 110 miliar ini, setiap hari, dari pagi hingga malam, sejak diresmikan pada akhir tahun 2024. Fenomena ini jarang terjadi di destinasi wisata lokal, namun sayangnya, sejumlah masalah pengelolaan masih menjadi sorotan.

Kondisi di Masjid An Nahdla, sebagaimana masyarakat setempat menyebutnya, dinilai belum ideal. Area parkir yang semrawut, kebersihan yang kurang terjaga, kolam yang hijau penuh sampah, serta air wudhu yang sering habis menjadi keluhan utama. Pedagang kaki lima yang masih bercampur dengan lokasi parkir, Selain itu, keramaian pengunjung di dalam masjid sering mengganggu kekhusyukan orang yang sedang sholat.

“Jangan sholat di sini, nggak bisa khusyuk. Orang-orang lewat di depan kita waktu sholat,” ujar Herlina, pengunjung asal Kecamatan Sugihwaras.

Meski sudah ada beberapa upaya perbaikan, seperti penyediaan tempat sandal dan petugas kebersihan, namun belum ada sistem yang efektif untuk memastikan pengunjung menjaga ketertiban, terutama di area dalam masjid dan serambi.

(Masjid Wisata Religi di Kecamatan Margomulyo, Kamis 23-1-2025. Foto : Syafik)

Belajar dari Masjid Syeikh Zayed Solo

Pengelolaan Masjid Syeikh Zayed Solo bisa menjadi contoh inspiratif. Masjid megah yang dikelola oleh Kementerian Agama RI ini memiliki sistem manajemen yang patut ditiru. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan:

  1. Parkir Tertata: Kendaraan pribadi dan sepeda motor memiliki area parkir tersendiri, sementara bus besar diparkir di lokasi yang agak jauh. Hal ini membuat lingkungan sekitar masjid tetap rapi, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Tukang ojek misalnya, mendapatkan tambahan penghasilan dengan mengantar pengunjung dari tempat parkir bus ke masjid.
  2. Penataan Pedagang: Pedagang kaki lima ditempatkan di seberang jalan, sehingga area masjid tetap bersih dan nyaman bagi pengunjung. Selain itu, mereka juga tetap mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan dengan adanya keramaian pengunjung.
  3. Keamanan dan Ketertiban: Akses masuk dan keluar masjid hanya satu, dilengkapi dengan petugas keamanan yang memeriksa barang bawaan menggunakan detektor. Ini mungkin tampak berlebihan, tetapi memberikan rasa aman kepada pengunjung.
  4. Kebersihan Terjaga: Kolam-kolam di sekitar masjid tetap jernih tanpa sampah, meskipun masjid ini telah beroperasi hampir dua tahun sejak diresmikan pada 23 Februari 2023.
  5. Pengaturan Pengunjung di Dalam Masjid: Petugas khusus mengarahkan pengunjung untuk meninggalkan ruang sholat setelah selesai, sehingga suasana di dalam masjid tetap tenang.
Baca Juga :   Pembangunan Wisata Religi Sedot Anggaran Rp. 109 miliar Lebih, Bolehkah Tambah Anggaran Lagi?

Menurut Ida, seorang pedagang angkringan yang kini berjualan di depan masjid, keberadaan masjid telah memberikan dampak ekonomi positif bagi warga sekitar.

Baca Juga :   Ada Potensi Korupsi dalam Pembangunan Wisata Religi. Begini Penjelasan Gus Ris

“Alhamdulilah sangat menguntungkan. Apalagi kalau hari libur, orang mau masuk seperti antre sembako, panjang banget,” katanya.

Selain pedagang, warga setempat seperti pengelola parkir juga merasakan manfaat ekonomi dari masjid ini. Peluang kerja baru, mulai dari tukang ojek, pedagang kaki lima, hingga penjaga kebersihan, memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat sekitar masjid.

Meningkatkan Kenyamanan dan Memberdayakan Masyarakat

Pengelolaan Masjid Syeikh Zayed Solo menunjukkan bahwa masjid sebagai tempat ibadah sekaligus destinasi wisata bisa dikelola dengan baik tanpa mengurangi kenyamanan jamaah. Dengan pengelolaan yang rapi, manfaat tidak hanya dirasakan oleh pengunjung, tetapi juga masyarakat sekitar.

Sudah saatnya Pemkab Bojonegoro belajar dari model ini untuk meningkatkan pengelolaan Masjid An Nahdla. Jika dikelola dengan baik, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah yang nyaman, tetapi juga sumber peluang ekonomi bagi warga, mulai dari pedagang, tukang ojek, hingga pengelola parkir.

Penulis: Syafik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *