Bojonegoro,damarinfo.com – Memasuki penghujung rangkaian Bojonegoro Wastra Batik Festival (BWBF) 2025, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung terselenggaranya acara ini, termasuk masyarakat yang antusias memeriahkan festival. Ia berharap, kegiatan ini memberikan manfaat nyata bagi Kabupaten Bojonegoro dan dapat menjadi agenda tahunan yang menarik wisatawan untuk berkunjung (medhayoh) ke kota batik di tepi Bengawan ini.
Festival yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro ini merupakan edisi kedua sejak diluncurkan tahun lalu. Harapan masyarakat untuk melihat kembali gelaran serupa akhirnya terwujud, berkat dukungan dari berbagai pihak. Tahun ini, peserta tak hanya datang dari Bojonegoro, tapi juga dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat.
Tercatat sebanyak 105 stand UKM dari berbagai daerah ambil bagian, menghadirkan batik dengan ciri khas masing-masing. Festival ini tidak hanya menjadi ruang silaturahmi antar pengrajin, tetapi juga ajang pertukaran informasi dan inovasi dalam dunia perbatikan yang terus berkembang.
Menurut laporan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, selama empat hari penyelenggaraan festival, total transaksi penjualan mencapai Rp1,3 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dan disambut dengan suka cita oleh para pelaku usaha batik yang turut berpartisipasi.
Secara umum, masyarakat menyambut positif gelaran ini. Pameran kebudayaan seperti BWBF dinilai sebagai pengingat akan kekayaan budaya lokal, serta menjadi sarana edukasi bagi generasi muda bahwa kebudayaan dapat beriringan dengan modernitas.
Selain memamerkan batik, festival ini juga menjadi wadah apresiasi terhadap keindahan dan keanekaragaman batik Indonesia, khususnya batik Bojonegoro. Berbagai agenda menarik ditampilkan, seperti Lomba Fashion Show Batik Evening Gown yang membuktikan bahwa batik adalah karya yang dinamis dan adaptif terhadap tren masa kini.
Tak kalah penting, gelaran Grand Final Kange-Yune Bojonegoro 2025 yang berlangsung di hari ketiga turut memperkuat semangat generasi muda sebagai duta wisata Bojonegoro, dengan harapan mampu membawa potensi daerah tampil di level yang lebih luas.
Sebagai bentuk apresiasi kepada para peserta, panitia juga memberikan penghargaan Stand Terbaik berdasarkan sejumlah indikator, termasuk jumlah pembelian. Tahun ini, Kabupaten Sidoarjo meraih Juara Favorit, sementara Juara 1 Stand Terbaik diraih Kabupaten Jember, disusul Kota Surakarta (Juara 2) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur (Juara 3).
Apresiasi ini diharapkan mampu meningkatkan semangat para perajin batik untuk terus berinovasi dan memperkenalkan karyanya hingga dikenal di kancah regional, nasional, bahkan internasional.
Salah satu pelaku UKM batik dari Kabupaten Tuban, Ibu Uswatun Hasanah, menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan festival:
“Saya sudah sering mengikuti pameran, baik di daerah, tingkat nasional, hingga internasional. Tapi pameran ini luar biasa—penyelenggaraannya bagus dan masyarakatnya sangat antusias. Kami sampai kehabisan stok dan harus berkali-kali pulang mengambil barang dari rumah. Saya berharap Bapak Bupati terus mengadakan acara seperti ini, bahkan dengan lebih baik lagi,” ujarnya.
Dalam upacara penutupan, Bupati Setyo Wahono kembali mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai dan melestarikan batik sebagai bagian dari jati diri bangsa. Ia juga menyampaikan harapan agar batik Bojonegoro terus dikenal luas dan menjadi simbol identitas budaya yang kuat.
“Dengan berakhirnya pameran ini, semoga semangat melestarikan dan mengembangkan batik terus berkobar. Mari kita jaga batik sebagai warisan budaya yang berharga. Semoga batik Bojonegoro semakin dikenal, diapresiasi, dan menjadi kebanggaan kita bersama,” terang Bupati Setyo Wahono.
Editor : syafik
Sumber : https://baghumas.bojonegorokab.go.id/berita/baca/503