Bakul Kopi Ini Antarkan Anaknya Jadi Dosen dan Calon Dokter

oleh
Ari sugiarto sedang menggoreng tahu ditemani anaknya Garuda Nusantara Putra Utomo yang kuliah di Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Foto/ Totok Martono

Siang itu Ari terlihat sibuk melayani pembeli yang melepas lelah di warung kopi miliknya. Warung kopi Garuda di tepi jalan raya Desa Bulutengger, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan senantiasa ramai pembeli karena tempatnya yang strategis.

Dengan ramah dia mengantarkan setiap pesanan, wedang kopi, teh hangat atau minuman dingin. “Setiap hari kerjanya ya begini. Demi untuk mensekolahkan anak,” kata Ari disela kesibukan meracik kopi. Prinsipnya, walau dirinya hanya bakul kopi namun dua anaknya harus bisa menjadi orang sukses.

Pria berusia 53 tahun ini bisa sedikit bangga menikmati jerih payahnya. Anak sulungnya perempuan bernama Dias Tiara Putri Utomo,26 tahun berhasil menyelesaikan pendidikan hingga S2. Saat ini Dias menjadi Dosen di Universitas Kesehatan Lamongan. “Putri saya SI nya dari Universitas Negeri Malang. Lulus tahun 2013 dengan cum claude dan melanjutkan S2 di Universitas Negeri Surabaya tahun 2015,”ujar pria lugu ini.

Untuk dapat mengkuliahkan putri sulungnya, Ari mengaku harus ngoyo. Untuk dapat membiayai kuliah dirinya terpaksa harus mencari hutangan pada bank thitil. “ Saat itu demi kuliah anak saya sampai punya pinjaman bank thitil hingga 12 tempat. Setiap harinya ngangsur,” tuturnya. Dirinya tidak mau meminjam pada sanak keluarga atau tetangga karena tidak ingin ditertawakan.

Sebelum berjualan kopi, berbagai pekerjaan lain dilakoni Ari. Seperti membuka fotocopy dan jualan es tebu. Dari es tebu kemudian beralih ke warung kopi.
Ari harus mengeluarkan biaya besar karena disaat bersamaan, anak keduanya Garuda Nusantara Putra Utomo juga sekolah di SMA Negeri 1 Lamongan yang merupakan sekolah faforit di kota soto. “ Apapun saya lakukan asal kedua anak saya masih bisa terus kuliah. Asal bekerja halal,” ungkap Ari mengenang.

Baca Juga :   Bojonegoro Lebur Empat OPD Jadi Dua

Dirinya bersyukur anaknya saat ini bisa meraih pekerjaan layak sebagai dosen dan menikah dengan pria PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan dan dikaruniai satu putra.

Ari Suparto Utomo, di di warung kopi miliknya.Foto/Totok Martono

Namun perjuangan Ari belum berakhir. Saat ini dirinya harus membiayai anak keduanya kuliah di Universitas Airlangga Surabaya jurusan Kedokteran. “Meski berat saya bertekad anak saya Garuda juga harus bisa kuliah hingga lulus,” tandas Ari.

Garuda yang kebetulan sedang libur Kuliah selama berada di rumah tidak malu harus membantu pekerjaan kedua orang tuanya di warung kopi. Dirinya terlihat cukup cekatan mengambili cangkir kopi dan gelas untuk dicuci. Sesekali dirinya juga menggantikan ayahnya menggoreng jajanan.“Sudah biasa membantu ayah bekerja diwarung,” cetus Ari.

Walaupun ayahnya melarang, Garuda tetap membantu orang tuanya. “ Ayah sebenarnya melarang saya membantu di warung. Kata ayah, tugas ayah mencari uang sedang anak-anaknya belajar,” imbuh Garuda yang saat ini sudah semester dua.

Meski orang tuanya hanya penjual kopi Garuda mengaku tidak pernah merasa minder selama kuliah. Dirinya justru bangga dengan orang tuanya yang memiliki semangat tinggi untuk mensekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin.
“Bagi saya yang penting bagaimana bisa kuliah sebaik mungkin agar bisa lulus tepat waktu dan bisa membahagiakan orang tua,” tutur Garuda.

Baca Juga :   Umur 12 Tahun Jadi TKW di Arab Saudi

Remaja dengan tutur kata santun ini sejak kecil dikenal sebagai anak cerdas. Sejak dari SD hingga SMA selalu menduduki rangking satu di sekolahnya. Berbagai prestasi juga diraihnya. Selain juara cerdas cermat tingkat Kabupaten sejak duduk di SMP dan SMA, Garuda meraih medali perak dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional pada tahun 2018 dengan tema ‘Pengawet Tahu dari Daun Binahong”. Selain itu juga meraih juara kedua LKTI membuat aplikasi di hand phone yang diadakan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tahun 2019.

Yang membuat Garuda berkesan, meski dalam keterbatasan ekonomi, Ibunya Karyaningsih selalu selalu rutin membelikan buku-buku bacaan baginya agar dibaca anak-anaknya. “Bahkan saat dulu TK ayah langganan koran. Dari situ saya mulai hobi membaca,” paparnya mengenang.

Bagi Ari pekerjaan apapun jangan takut untuk bermimpi. “Walaupun penjual kopi jangan takut untuk memujudkan cita-cita tinggi. Selagi ada keinginan Insya Allah, Allah akan memberikan kemudahan,” imbuhnya.

Penulis : Totok Martono
Editor : Sujatmiko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *