damarinfo.com – Bojonegoro sedang berada di titik penting. Tahun 2025, kabupaten ini akan mengelola APBD sebesar Rp 7,9 triliun, salah satu yang terbesar di Jawa Timur. Angka ini bukan hanya membuat iri banyak daerah lain, tetapi juga memberikan peluang besar untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.
Namun, ketika membicarakan uang sebesar itu, ada dua pertanyaan besar yang muncul: Ke mana dana ini akan digunakan? Dan yang lebih penting, akankah anggaran ini benar-benar membuat Bojonegoro Luwih Apik (lebih baik)?
Dari Migas ke Peluang Besar
Jika melihat ke belakang, kita tahu bahwa sebagian besar pendapatan Bojonegoro berasal dari minyak dan gas bumi (migas). Sejak dulu, migas telah menjadi tulang punggung ekonomi daerah ini. Tapi, seperti yang sering terjadi, ketergantungan pada satu sumber daya sering membawa risiko.
Produksi migas bisa naik turun. Harga minyak dunia juga tak bisa diprediksi. Jadi, meski Bojonegoro kaya dari hasil bumi, kemiskinan masih menjadi masalah. Lebih dari 11% warga Bojonegoro hidup di bawah garis kemiskinan. Anak-anak di pedesaan masih sulit mendapatkan akses pendidikan yang layak. Dan banyak anak muda belum memiliki pekerjaan yang bisa membuat mereka berkembang.

Tapi tahun 2025 membawa harapan baru. Dengan APBD sebesar Rp 7,9 triliun, Bojonegoro punya kesempatan besar untuk memperbaiki semua ini. Pertanyaannya, bagaimana caranya?
Mimpi Besar untuk Dana yang Besar
Anggaran ini tidak boleh disia-siakan. Jika dikelola dengan benar, Rp 7,9 triliun bisa menjadi tiket untuk membawa Bojonegoro keluar dari berbagai masalahnya. Ada beberapa sektor penting yang harus diprioritaskan:
- Pendidikan dan Kesehatan
- Di banyak desa, masih ada anak-anak yang belajar di sekolah seadanya, dengan fasilitas yang jauh dari memadai. Sementara itu, banyak keluarga yang kesulitan mengakses layanan kesehatan.
- Dengan anggaran ini, Bojonegoro bisa membangun sekolah baru, memperbaiki fasilitas yang ada, dan memastikan setiap desa memiliki akses ke layanan kesehatan dasar.
- Infrastruktur Desa
- Jalan rusak, kesulitan air bersih, dan penerangan jalan yang minim masih menjadi cerita sehari-hari di banyak desa di Bojonegoro.
- Dana besar ini bisa digunakan untuk memperbaiki jalan desa, memasang lampu penerangan, dan membangun jaringan air bersih.
- Diversifikasi Ekonomi
- Ketergantungan pada migas harus segera dikurangi. Potensi besar ada di sektor pariwisata, pertanian modern, dan ekonomi kreatif.
- Dengan dana ini, pemerintah bisa mengembangkan destinasi wisata lokal, memberikan pelatihan keterampilan bagi masyarakat, dan mendukung UMKM berbasis produk lokal.
- Lingkungan dan Energi Terbarukan
- Sebagai penghasil migas, Bojonegoro juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan.
- Anggaran ini bisa diarahkan untuk proyek-proyek energi terbarukan, seperti pemasangan panel surya di desa-desa terpencil, atau reboisasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan.
Bahaya Jika Tidak Dikelola dengan Benar
Namun, anggaran besar juga bisa menjadi bumerang. Dalam banyak kasus, dana yang melimpah sering kali justru habis untuk hal-hal yang tidak berdampak besar. Proyek yang asal-asalan, pemborosan, atau bahkan korupsi bisa membuat anggaran sebesar apa pun tidak meninggalkan perubahan berarti.
Itulah sebabnya transparansi sangat penting. Setyo Wahono dan Nurul Azizah harus memastikan bahwa setiap rupiah dari anggaran ini digunakan untuk hal yang benar-benar penting bagi masyarakat.
Harapan Baru di Tangan Semua Pihak
Tahun 2025 bisa menjadi awal perubahan besar bagi Bojonegoro. Dengan dana sebesar Rp 7,9 triliun, banyak mimpi yang bisa diwujudkan: sekolah-sekolah yang lebih baik, desa-desa yang lebih maju, dan peluang kerja baru bagi kaum muda. Tapi untuk mewujudkan semua itu, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian.
Masyarakat juga punya peran besar. Awasi penggunaan anggaran. Pastikan program-program pemerintah menjawab kebutuhan nyata di lapangan. Dan yang terpenting, jadilah bagian dari perubahan.
Bojonegoro punya peluang besar di depan mata. Tapi peluang ini hanya bisa dimanfaatkan jika semua pihak bergerak bersama.
Namun, semua ini hanya mungkin terjadi jika pemimpin baru Bojonegoro memiliki visi yang jelas dan langkah yang konkret. Bagaimana Setyo Wahono dan Nurul Azizah akan mengarahkan dana ini untuk menjawab tantangan? Di Bagian 3, kita akan membahas lebih dalam tentang visi besar mereka dan langkah nyata yang bisa diambil.
Penulis : Syafik