Prestasi Melonjak: Keajaiban atau Ilusi dari Dinas Pemuda dan Olahraga Bojonegoro?

oleh 106 Dilihat
oleh
(GOR Dabonsia Bojonegoro, Desa Ngumpak Dalem Kecamatan Dander Bojonegoro)

damarinfo.com – Bayangkan seorang pedagang bakpao mengklaim keuntungan 33.000% hanya dengan modal sebiji adonan. Keren, bukan? Tapi kalau cuma jual satu bakpao kemarin dan sepuluh hari ini, apa itu prestasi atau cuma permainan angka?

Nah, Dinas Pemuda dan Olahraga Bojonegoro baru saja memamerkan laporan kinerja yang bikin geleng-geleng: partisipasi olahraga masyarakat melonjak 33.000%, partisipasi pemuda nyaris sempurna di 100,01%, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) naik 126%—semua dengan anggaran yang serapannya cuma 84,46%.

Tapi, seperti sulap di panggung, ada yang janggal di balik tirai. Mari kita kupas perlahan, dengan data dari sakip.bojonegorokab.go.id sebagai pemandu.

Partisipasi 33.000%: Keajaiban atau Trik Matematika?
Laporan dinas mengklaim partisipasi olahraga masyarakat naik 33.000%, dari target awal 0,001 Indeks jadi 0,33 Indeks. Kedengerannya luar biasa, tapi tunggu dulu—ini seperti mengaku juara lari marathon karena start dari garis finish! Ternyata, target awalnya cuma mengajak 10 orang dari 1,3 juta penduduk Bojonegoro untuk berolahraga. Ketika 3.300 orang ikut, boom, angkanya meledak jadi 33.000%.

Masalahnya? Rumusnya aneh. Mereka pakai formula:
Indeks = (Nilai AktualNilai Minimum) / (Nilai MaksimumNilai Minimum)

Tapi nilai minimum dan maksimumnya nggak dijelasin sama sekali! Ini ibarat bikin resep soto tanpa bilang takaran garamnya. Hasilnya, kalau nilai maksimum diasumsikan 1, peningkatan 0,33 seharusnya cuma 33%, bukan 33.000%. Jadi, ini keajaiban atau cuma salah hitung?

Baca Juga :   Surat Redaksi Akhirnya Kesebelasan DPRD Bisa Cetak Gol  Saat Injury Time
(Grafik Capaian Kinerja Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bojonegoro. Data di olah, sumber data LKJIP Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bojonegoro)

Efisiensi Ajaib: 74% Anggaran untuk 100% Prestasi?

Dinas juga pamer partisipasi pemuda 100,01% dengan anggaran terserap cuma 74,87%. Bayangkan, ini seperti bikin kue ulang tahun megah dengan budget roti tawar! Data bilang:

  • Pemuda aktif di organisasi: 84.800 dari 100.000 (84,8%).
  • Prestasi atlet naik 121%, padahal dana pembinaan hampir habis (93,81%).

Tapi ada yang bikin curiga:

  • Apakah target sengaja dibikin rendah, sehingga gampang dilampaui?
  • Atau ada “bumbu rahasia” seperti relawan komunitas yang bikin jangkauan luas meski duit minim?

Efisiensi ini mirip diskon 90% di toko online—menggiurkan, tapi bikin bertanya-tanya: apa harga aslinya memang sengaja dinaikkan dulu? Sayangnya, data absolut nggak dipublikasikan, jadi kita cuma bisa menduga-duga.

SAKIP Jeblok, PAD Melejit: Cerita Dua Muka

Ini bagian yang bikin dahi berkerut. Nilai SAKIP (akuntabilitas kinerja) cuma 70,35 (BB), jauh dari target 80 (A). Realisasi administrasi keuangan malah lebih parah, cuma 37,36%! Tapi di sisi lain, PAD melonjak 126%, dari Rp300 juta jadi Rp378,5 juta.

Ini seperti restoran yang dapurnya berantakan tapi pelanggannya membludak. Apa yang terjadi?

  • Kemungkinan PAD datang dari sponsor event, seperti perusahaan swasta, bukan kinerja murni dinas.
  • SAKIP jeblok menunjukkan sistem pelaporan yang amburadullaporan keuangan nyangkut, metodologi nggak jelas.
Baca Juga :   Pemkab Bojonegoro Berencana Beri Hibah ke Pemerintah Pusat Rp. 403 miliar

Jadi, apakah PAD yang melejit ini cuma topeng untuk menutupi dapur yang kotor?

Apa yang Harus Dilakukan?
Biar nggak cuma nyanyi lagu kritik, berikut tiga langkah yang bisa bikin laporan dinas lebih jujur:

  • Transparansi Total: Publikasikan dokumen lengkap soal rumus indeks dan siapa yang disurvei. Jangan bikin kita main tebak-tebakan!
  • Target Realistis: Gunakan standar BPS untuk indikator partisipasi, bukan indeks abstrak yang bikin bingung.
  • Benahi Sistem: Perbaiki administrasi keuangan dan lakukan audit independen untuk klaim efisiensi fantastis itu.

Jangan Terpukau Angka, Tuntut Bukti Nyata!
Laporan ini ibarat film box office dengan efek canggih tapi cerita bolong. Kita boleh tepuk tangan untuk partisipasi pemuda 84,8% atau PAD yang naik, tapi jangan lupa bertanya:

  • Kenapa target awal bisa serendah itu?
  • Apa sebenarnya yang diukur di indeks olahraga?
  • Mengapa lapangan basket di desa-desa masih rusak, sementara anggaran Rp84 miliar diklaim efisien?

Buat warga Bojonegoro: ini uang kita. Jangan cuma terpana sama angka-angka mentereng, tapi tuntut transparansikredibilitas nggak dibangun dari sulap matematika, tapi dari laporan jujur yang bikin kita percaya.

Penulis : Syafik

Sumber : LKJIP Dinas Pemuda dan Olah raga Kabupaten Bojonegoro diundah dari  sakip Bojonegoro